Senin, 19 Maret 2012

Sekelumit Tentang Kehidupan dan Fitrah


Ketika nafas ini berhembus, beginilah aku mengerti kehidupan! Dan apa yang kau katakana bahagia, derita, duka, cita, susah, senang, aku kurang faham dengan semua itu. Yang aku tahu semua ini berjalan dengan fitrah.
Fitrah yang dianugrahkan kepadaku, kepadamu, kepada kita dan kepada mereka semua yang merasakan hal yang sama. Sebuah realitas yang tidak bisa direfleksikan dalam bias angan yang tetap saja begitu, terbata-bata.

Dan bila telah dibentangkan segalanya, aku merasa hilang dengan apa yang tak pernah kau cari. Berkali-kali ku tanya, tapi kau tetap diam dalam firasatku, menyatu dengan kegelisahan.



Aku beradu disepanjang malam yang datang, dan memaksaku untuk terus tersungkur pada apa yang telah anugrah perjuangkan, sebentuk permata di sebaris tasbih yang mengalir dari celah bibir yang bergetar.

Dan pada sebentuk jaring-jaring berbingkai, aku sketsakan mimpi-mimpi yang kau anjurkan dari bias yang ku pandang. Namun, pada akhirnya hingga sekarang aku hanya bisa menjamah sesuatu itu yang ku kenal dengan ruang kekosongan.

…masih belalu, aku terus berlalu dengan apa yang kurasakan dibalik tabir penglihatan yang kau katakan itu damai yang tak ku rengkuh.

Begitulah aku terus berlalu... men-sketasa mimpi-mimpi, mimpi-mimpi yang ku fahami itu serangkaian doa yang aku semaikan di balik pembaringan sepucuk hikayat keabadian.

Aku telah mengorbankan segala lelah, jasmaniku, tampangku, dan segala bentuk yang aku tahu. Namun, keabadian tetap menunggu akhirnya.

Ketika aku harus berkata, aku tidak tahu apa itu yang namanya abjad, vocal, konsonan dan ejaan, yang aku tahu, semuanya telah kufahami tanpa kau suguhkan serangkaian kalimat penjelas seperti apa yang kau yakini, karena aku meyakini semua telah aku tahu.

…dan, aku tak ‘kan pernah lebur dengan penafsiran yang mewacanakanku ketika tabir-tabir telah membalik semua fakta, dan realita telah malu dengan cemoohan yang bersahaja, 24 tahun tahun aku tebas lautan, dan sekarang aku menemukan mutiara itu ‘tuk kujadikan suatu, sebingkai yang kau sebut itu, jalan yang panjang.

Kemudian aku gariskan batas-batas yang aku inginkan, seperti apa yang kau lihat saat ini, + 25 cemtimeter di depan matamu, dan itu semua menyampaikan salamku di hasratmu, menemukanku di bait-bait pada lembaran yang tercecer bersama ruang lelah yang kita nanti-nanti. Entahlah..!!! Sampai kapan optimisme ini masih dirangkul Tuhan!?

Tuhan yang selalu merebahkan kalimatnya; kamu masih punya hati, dan rasakanlah segalanya apa yang terpentas dan kau agungkan dari nikmatku yang kau peluk dihatimu.

Namun ku harus tetap mengurai lembaran-lembaran ‘tuk memahami apa yang di pentaskan kehidupan, ya..!!! percayalah, kehidpan itu bermisteri. Dan aku tidak tahu, apakah aku termasuk orang yang beruntung setelah menjadikan semuanya bersamamu, aku tidak tahu..!!

Bagaimana menurutmu? Apakah kau punya penjelasan dengan wacana yang aku coba paparkan dari sepenggal hikayat yang simetris dengan sejarah abad ini? Bagaimana..!?

Aku telah persiapkan ruang sidang untukmu, untuk memaparkan wacana deskriptif tentang kemajemukan misteri dari sisi lain tentang kehidupan, ya..!! dari sisi lain, bukan dari tiga dimensi yang semua silau di atas dataran redup yang membeku. Dan bukan pula dari sisi yang tak bisa kau lihat, yang tak bisa kau raba, atau… apapun yang tak ‘kau mampu. Mudah bukan!?

Ya..! demikianlah model kehidupan yang ‘kan aku barterkan bersamamu, dengan bahagiamu, senyummu, dan kerelaanmu yang ku agungkan karena ridhaNya yang telah merelakan dan menjadikan segalanya begitu indah.

Seindah anugrah yang telah aku bersamamu syukuri. Karena aku tahu, kita adalah makhluk ya ng haus dengan anugrah itu, tapi kita tidaklah rakus..

…begitu bukan!? ya..! memang begitu Tuhan menciptakan aku, entah dirimu. Kau terjamahkan saja kalimatmu itu dan silahkan publikasikan di hatiku, ya..!! disini medianya..

Kemudian perhatikanlah disetiap peredaran yang telah berlalu, disana aku selipkan apa yang kau inginkan, sebutir benih senyuman yang tak seorangpun sebelumnya telah memanen, apalagi meneguk rasa manisnya…

Dengan basmalah.. ambil dan peliharalah saat ini juga. Karena jika tidak, kau ‘kan selamanya tak dapat merengkuh, meski rindu-rindu telah berdarah.

Selamanya kau tetap begitu! Kecuali kau bisa melompat dan melangkahi nusantara lalu kau berikan warna yang simetris dari setiap mimpi-mimpi yang kau telah agendakan.

Dan cobalah kau senjakan hati, lalu bertanya pada ilalang yang melambai, kepada siapa ia tersenyum!? Dan bagaimana ia menjadikan malam begitu mengembirakan!?

Karena aku telah berlapar ria di muara itu, dan aku amati setiap jelata yang mengukir kekonyolan abadi, dari balik yang tak bertirai dan tidak transparan, tetapi begitulah dapat dirasakan..

Tapi jangan pernah kau katakana kehidupan ini adalah kekonyolan, karena aku bukanlah sebuah hal yang konyol untuk dirimu.. aku adalah segalanya dengan ridha Allah kepadamu, ya..! dengan demikianlah aku…

Dengan demikianlah Tuhan mendeskripsikan wacana itu, dan kita siap-siap mempresentasikannya pada mereka yang akan memungut suara-suara suci, saat kita dengan rela mengigau…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari saling meninggalkan jejak agar memudahkan identifikasi untuk saya kunjungi balik.....
Tengkiyu....
Matur Suwunnnnnnnnnnn.........
Gumawooo........