Selasa, 15 Desember 2015

Pasar Tradisional "Bandung", Tulungagung

Sabtu yang lalu adalah agenda mudik rutin saya. Lho koq aneh? mudik koq rutin. Bukannya mudik itu kalau gak setahun sekali atau pas hari besar saja. Hehehe... gak lah bagi saya mudik tdk harus kaya gitu, namanya juga mudik antimainstream jadi ya mudiknya mingguan.

Perjalanan saya dari Sidoarjo ke Trenggalek lancar jaya. Untungnya walaupun terbilang kabupaten "ndeso", Alhamdulillah saat ini sarana transportasinya sudah sangat memadai, 24 jam nonstop bus jurusan Trenggalek-Bungurasih. Sayangnya yang belum ada tinggal jalur kereta api saja. Semoga Kang Emil Dardak, bupati baru Trenggalek Thn.2015 punya agenda untuk membuka kembali jalur kereta yang sudah gak aktif.

Kembali ke judul.
Seperti biasa, tiap sabtu pagi saya (kadang juga kakak saya), punya jadwal rutin untuk windows shoping sama Bapak kami. Shoppingnya bukan di mall, mana ada mall di desa?? Dalam hati juga berdoa, semoga desa kami begini saja jangan dulu ada pengaruh kota-kotaan, gak usah ada mall-mall'an, gak usah ada bioskop, gak usah ada macem-macem, biar kami tiap minggu ada tempat yang dituju untuk melepas penat efek kerja (kaya yang kerjanya berat banget hu hu hu...), yang ayem tentrem gemah ripah loh jinawi. Paling tidak ada keseimbangan antara modernisasi dan tradisionalisaasi. Ya kan??

Sabtu pagi, kali ini saya yang shopping sama bapak. Kami Shopping di PASAR. Tepatnya pasar BANDUNG. Wow, bandung? jauh amat... ha ha .. bukan!!?  Bukan itu. Bukan bandung Jawa Barat.
Ini "bandung"-nya Jawa Timur. Tempatnya di Kab.Tulungagung, berbatasan dengan Kab.Trenggalek, wilayah pesisir pantai selatan.

Source : Google Map

Apa yang membuat pasar ini begitu istimewa sampai saya bahas di Blog? Ada beberapa hal yang selalu akan saya ingat :

1. Pasar ini istimewa karena didalam pasar ini ada dua macam sistem yang berbeda namun berjalan bersamaan. Pasar bagian depan adalah pasar retail, alias pasar eceran. Dan pasar bagian belakang adalah pasar grosir. Ini istimewa karena tidak semua pasar tradisional bersistem demikian. Walaupun yang dijual sama, namun antara pasar depan dan belakang harganya berbeda, jika mau  dapet sayur, buah, daging, ikan, dsb dgn harga miring monggo belanja di pasar belakang saja, apal banget saya (apalagi bapak) karena saking seringnya "weekend" di pasar. Selain harga yang beda, pasar belakang juga punya jam kerja relatif pendek, karena harga yang miring, pasar belakang dijadikan "jujugan" para pedagang sayur ecer, jadi pasar belakang hanya aktif sekitar jam 04.00 - jam 08.00 WIB. Yang biasanya belanja agak siangan, langsung saja ke pasar depan yang punya jam kerja lebih panjang, sampai dgn jam 15.00 WIB.

2. Hal istimewa kedua, bagi saya yang biasa hari-hari dihabiskan di kota besar yang ramai dan semua serba mihil bingit, belanja di pasar Bandung adalah suatu kesenangan tersendiri. Karena apa? karena MURAH. Ya namanya di desa, murah itu wajar, tapi apa masih wajar kalau Rp.3000 bisa dapet nasi pecel komplit. Rp.2000 bisa dapet jenang (baca: bubur). Jika di tempat sampeyan masih menemukan yang seperti ini, berbahagialah. ha ha ha. . .

3. Karena pasar bandung adalah pasar tradisional yang rame, wajar jika barang yang dijual rata-rata SOLD OUT, jika sold out brarti tidak ada barang yang tersimpan, itu artinya barang yang dijual tiap hari kemungkinan besar fresh. Yups, itu yang saya temukan tiap belanja ke pasar bandung. Apa-apa ada, lengkap dan fresh.

4. Keistimewaan terakhir, adalah kesenangan tersendiri melihat para pedagang yang ceria, selalu tertawa bercanda dalam keserhanaan hidup mereka. Para pedagang sayur yang di tiap ikat sayurnya yang hanya Rp.600, selalu mengucap Alhamdulillah. Melihat wajah-wajah para manusia yang penuh syukur. Bisa membuat saya selalu refresh jiwa saya tiap minggu, selalu mengingatkan akan apa itu BERSYUKUR.

Bagi saya ke pasar tradisional tetap menjadi suatu kesenangan tersendiri tiap saya mudik. Refresing itu bagi saya tidak harus ke pantai, ke gunung. Media refresing saya tiap minggu adalah di sini, di pasar BANDUNG.

 "GERBANG UTAMA PASAR BANDUNG BAG.BELAKANG"


JALANAN PASAR BELAKANG
(View:bapak2 dorong sepeda unta)


PEDAGANG TANAMAN "pak arab" LANGGANAN BAPAK


PEDAGANG SALAK LANGGANAN BAPAK
(yang cuma bisa bilang "nggih pun" jika ditawar salaknya sama bapak)


JALANAN YANG SELALU KAMI LEWATI TIAP MINGGU


JENANG FAVORIT Rp.2000
(Yang ibu pedagangnya selalu manggil saya "Iya adinda, beli apa adinda", mesra abis dah)


SANG JUARA : NASI PECEL Rp.3000





!
!
!
BAHAGIA ITU SEDERHANA KAWAN
LIHAT SEKITAR KITA
DAN MARI ISI HIDUP KITA DENGAN RASA SYUKUR
!
!
!







2 komentar:

Mari saling meninggalkan jejak agar memudahkan identifikasi untuk saya kunjungi balik.....
Tengkiyu....
Matur Suwunnnnnnnnnnn.........
Gumawooo........